Selasa, 31 Agustus 2010

Dahshur, Piramida Bengkok yang Gagal

DARI kawasan Sakkara kami melanjutkan perjalanan ke Dahshur, yang sebenarnya lebih dekat dari Kota Fayoum. Tapi, kami sengaja mengunjunginya setelah dari Sakkara, karena Sakkara adalah piramida yang paling awal dibangun di zaman Mesir kuno. Piramida Dahshur dibangun setelahnya. Saya ingin merasakan proses yang berlangsung di zaman itu.

Kawasan Dahshur lebih sepi dibanding Sakkara. Demikian pula turis yang berkunjung ke kompleks piramida. Salah satu sebabnya, kawasan ini tidak sekaya Sakkara dalam hal peninggalan sejarah. Selain itu, Dahshur adalah kawasan militer, sehingga terkesan lebih angker dan tidak boleh sembarangan memasukinya. Tidak ada pedagang yang berani berjualan di sini. Di kawasan ini juga tidak ada persewaan kuda dan unta sebagai alat transportasi.

Namun beruntung, saya bisa ''menyewa'' unta milik polisi yang menjaga kompleks piramida ini untuk berkeliling kawasan. Saya harus naik unta karena cuaca di kompleks Dahsyur sangat terik, bermedan padang pasir yang luas. Bila melakukan eksplorasi dengan jalan kaki dalam keadaan puasa seperti sekarang ini, alangkah beratnya. Kami mungkin tidak tahan panasnya.

Sebenarnya, di Dahshur ada sebelas piramida yang dibangun pada zaman dinasti ke-4 sampai ke-12. Tetapi, yang utuh tinggal dua buah, yaitu Piramida Snefru Bent dan Red Piramid. Selebihnya sudah runtuh menjadi gundukan pasir dan bebatuan lapuk. Ini menunjukkan betapa tidak mudah membangun sebuah piramida yang bisa bertahan ribuan tahun.

Kompleks Dahshur memang lebih kecil dibandingkan dengan Sakkara. Areanya hanya membentang sepanjang 4 km. Bandingkan dengan Sakkara yang 7 km. Tetapi, yang menarik dari kawasan Dahshur adalah nilai sejarah pembuatan piramidanya. Inilah piramida kedua yang dibangun setelah piramida berjenjang di Sakkara. Maka, ada yang menyebut Piramida Dahshur sebagai piramida pertama yang berbentuk benar-benar piramida. Sebab, yang di Sakkara tidak berbentuk piramida murni, melainkan seperti sebuah bangunan bertingkat yang bertumpuk mengerucut.

Berdasar pengalaman Piramida Sakkara yang dibangun dinasti sebelumnya itulah, Raja Snefru (2613-2589 SM) membangun bentuk piramida yang lebih sempurna. Maka, dia memerintahkan para arsitek terbaiknya untuk merancang sebentuk piramida yang utuh. Sayang, kemiringan piramida itu terlalu terjal, yaitu 54 derajat. Dengan demikian, saat dibangun, para pekerja kesulitan merealisasikan bagian atas bangunan. Para arsitek kemudian mengubah sudut kemiringannya menjadi 43 derajat.

Namun, setelah jadi, ternyata piramida itu terlihat jelek. Bangunan piramida terlihat bengkok di bagian atasnya. Karena itu, sampai sekarang banyak yang menyebut Piramida Dahshur yang memiliki tinggi 105 meter sebagai Piramida Bengkok. Atau, ada juga yang menyebutnya Piramida Snefru-Bent.

Tentu saja, Raja Snefru tidak puas melihat hasilnya seperti itu. Dia kemudian memerintahkan untuk membangun kembali sebuah piramida yang lebih sempurna. Padahal, sebelum membangun Piramida Bengkok itu Snefru sudah bereksperimen dengan Piramida Maydum, yang terletak di kawasan lebih selatan dari kompleks Dahshur. Itulah piramida yang dibangun ayahnya, Firaun Sanakhit, di generasi sebelumnya. Dia bersama tim arsiteknya mengotak-atik Piramida Maydum sehingga mengalami kerusakan di sana-sini. Tetapi, Piramida Maydum memang masih mirip dengan Sakkara yang bentuknya berjenjang seperti anak tangga.

Akhirnya, Snefru tidak mau menggunakan Piramida Bengkok itu sebagai bakal makamnya. Dia bahkan membiarkan serta mengosongkan tanpa pernah memanfaatkan piramida itu. Dia lantas memerintahkan para arsitek membuat piramida lagi di kawasan yang sama, hanya berjarak sekitar 2 km dari Piramida Bengkok. Jadilah piramida yang kedua lebih sempurna. Namanya Red Pyramid yang dibuat dari bebatuan berwarna agak kemerahan. Di dalam ruang piramida itu terdapat grafiti menggunakan cat merah.

Selain desain konstruksi yang benar, pemilihan jenis batu sebagai bahan pembuatan piramida juga membawa pengaruh yang besar bagi ketahanannya dalam jangka panjang.

Bersamaan dengan pembuatan piramida kedua itu, Snefru membangun piramida yang lebih kecil untuk istrinya. Posisinya di sebelah Piramida Merah. Tetapi, kini kondisi piramida itu sudah banyak yang rusak.

Yang juga menarik, Raja Snefru ternyata adalah bapak dari Cheops yang membangun piramida paling terkenal di dunia, sehingga masuk sebagai salah satu bangunan keajaiban dunia, yaitu piramida di kawasan Giza. Snefru juga kakek dari Chepren yang membangun piramida selanjutnya di kompleks Giza yang terkenal itu. Di sana ada tiga piramida yang dibangun oleh keturunan Snefru.

Pengalaman Snefru menjadi pelajaran berharga bagi anak-cucunya untuk membangun kompleks Piramida Giza. Bukan hanya bentuknya yang sempurna, melainkan juga bebatuan yang menjadi bahan bakunya lebih kuat. Bila Piramida Snefru memiliki ketinggian 105 meter, yang dibangun anaknya di Giza lebih tinggi lagi, yakni 146 meter. Piramida anaknya juga bisa bertahan sampai kini meski sudah berumur lebih dari 5.000 tahun. Sayang, benda-benda berharga di dalamnya sudah lenyap. Termasuk muminya. Lagi-lagi karena ulah para pencuri kuburan Firaun!

* * *

Bekerja keras pantang putus asa dan mengambil pelajaran dari peristiwa sebelumnya adalah kunci sebuah keberhasilan. Tidak peduli apakah ia hanya mengejar kesuksesan duniawi ataupun ukhrawi. Bahkan, juga untuk sebuah kejahatan ataukah kebaikan.

Allah adalah Zat yang Maha Pemurah kepada siapa saja yang mau bekerja keras dan bekerja cerdas untuk mencapai tujuannya. Dia memberikan ''bantuan''-Nya berdasar sifat Maha Pemurahnya. Sebagaimana diceritakan-Nya dalam QS. 17: 18-21: Bahwa siapa saja bekerja sungguh-sungguh pasti akan mencapai tujuan. Tetapi, sambil mengingatkan bahwa kehidupan akhirat adalah tujuan utama yang harus diperjuangkan dengan sebenar-benarnya, karena akhirat adalah kehidupan yang jauh lebih berkualitas dibandingkan kehidupan dunia yang hanya sebentar.

''Untuk mencapai kesuksesan seperti ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja'' (QS. 37: 61).

''Maka apabila kamu telah selesai (mengerjakan suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (akan hasilnya) (QS. 94: 7-8). (bersambung/c2/ari)

JELAJAH SUNGAI NIL by AGUS MUSTOFA
JAWA POS, 27 AUGUST 2010
Source : http://www.jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=152403

Tidak ada komentar:

Posting Komentar